Friday, November 17, 2017

cerita dongeng si Malin Kundang asal sumatra barat

Cerita malin kundang adalah sebuah cerita dongeng pada jaman dahulu kala, menceritakan seorang anak yang durhaka ke pada orang tuanya dan kemudian dengan kesal dan sakit hatinya orang tua itu mengutuk anaknya. keluarlah kata-kata sumpah ke pada anaknya dan terjadilah musibah kekuasaan yang maha kuasa.

Untuk lebih jelas bacalah ceritanya di bawah ini sob cerita malin kundang.

 cerita dongeng si malin kundang asal sumatra barat


Pada zaman dahulu, hiduplah seorang janda bersama anak seorang laki-laki, di perkampungan pantai air manis, padang sumatra barat. Perempuan itu bernama Mande Rubayah, sedangkan anak laki-lakinya bernama malin kundang. Sejak kanak-kanak, malin kundang sudah di tinggalkan mati ayahnya. Pada saat malin menginjak dewasa, ada kapal besar berlabuh di pantai air manis. Kedatangan kapal tersebut meneguhkan hatinya untuk pergi merantau.




“Bu, saya ingin mencari, merantau ke negeri orang,” kata malin dengan suara lirih. “Belum tentu setahun sekali ada kapal besar merapat di kapal ini. Saya akan mencari kerja supaya nasib kita berubah dan terbebas dari kemiskinan.” Meski dengan berat hati, akhirnya Mande Rubayah pun mengizinkan anaknya pergi.

Hari berganti, bulan berjalan, dan tahun berbilang. Malin telah pergi meninggalkan kampungnya tanpa pernah memberi kabar kepada ibunya. Pada suatu hari, sebuah kapal besar berlabuh di pantai air manis. Melihat hal itu, Mande Rubayah ikut berdesakan mendekati kapal tersebut. Ia sangat yakin bahwa lelaki muda itu adalah malin kundang. Tanpa canggung, ia langsung memeluk malin erat-erat, seolah takut kehilangananaknya lagi. Lalu ia pun menyapa malin dengan suara serak, karena menahan tangis bahagia.

“malin, anakku, mengapa begitu lamanya kau meninggalkan ibu?” malin terpana karena ia tak percaya bahwa wanita itu adalah ibunya. Sebelum sempat berpikir, istrinya yang cantik itu berkata, “cuih! Wanita buruk inikah ibumu? Mengapa kau membohongi aku?” lalu dia berkata lagi. “bukankah dulu kau katakan ibumu adalah seorang bangsawan sederajat dengan kami?” mendengar kata-kata istrinya, malin kundang mendorong wanita tua itu hingga terguling ke pasir. Mande Rubayah berkata lagi, “malin, malin, anakku. Aku ini ibumu, nak!” malin kundang tidak menghiraukan perkataan ibunya.

“Hai, perempuan tua! Ibuku tidak sepertimu, engkau tampak sangat miskin dan kotor!” kata si malin sambil mendorong wanita tua itu hingga terkapar pingsan. Ketika Mande Rubayah sadar, panatai air manis sudah sepi. Di laut dilihatnya kapal malin semakin menjauh. Hatinya perih seperti di tusuk-tusuk. Tangannya di tengadahkan ke langit. Ia kemudian berseru, “ya allah, yang maha kuasa, kalau dia bukan anakku, aku maafkan perbuatannya tadi. Tapi kalau memang benar dia anakku, malin kundang, aku mohon keadilan-Mu.”

Tidak lama kemudian, cuaca di tengah laut yang tadinya cerah, mendadak berubah menjadi gelap. Entah bagaimana awalnya, tiba-tiba datanglah badai besar menghantam kapal malin kundang. Seketika kapal itu hancur berkeping-keping. Kemudian terempas ombak hingga ke pantai.
Keesokan harinya, di kaki bukit terlihat kepingan kapal yang telah menjadi batu, itulah kapal malin kundang. Tak jauh dari tempat itu, nampaklah sebongkah batu yang menyerupai tubuh manusia. Konon , itulah tubuh malin kundang anak durhaka yang terkena kutukan ibunya menjadi batu. Di sela-sela batu itu, berenang-renang ikan teri, ikan belanak, dan ikan tenggiri. Konon, ikan itu berasal dari serpihan tubuh sang istri yang terus mencari malin kundang.


Pesan moral yang dapat kita ambil dari cerita malin kundang
Kisah malin kundang merupakan kisah seorang anak yang durhaka kepada ibu kandungnya. Ia di lupakan oleh harta benda yang di dapatnya sehingga ia di kutuk menjadi batu.


Begitulah sob cerita dongeng tentang malin kundang yang durhaka kepada ibu kandungnya, semoga sob kelak menjadi seorang yang sudah sukses tidak lupa kepada orang tua yang sudah melahirkn sob ya.

Terimakasih.


Baca cerita lainnya: kumpualan cerita nusantara

No comments:

Post a Comment