Wednesday, November 29, 2017

cerita legenda si Lancang asal dari Riau

Cerita ini adalah tentang seorang anak yang hidup bersama ibunya, mereka hidup sangat prihatin. untuk makan sehari-hari mereka hanya dapat mengandalkan penghasilan buruh tani yang minim.

Untuk lebih jelasnya sob baca cerita di bawah ini tentang si lancang legenda asal riau.

cerita legenda si lancang

Pada zaman dahulu, di daerah kampar, hiduplah si lancang dengan ibunya. Mereka sehari-hari  hidup prihatin mengandalkan penghasilan yang minim sebagai buruh tani. Keadaan ini membuat si lancang berpikir untuk memperbaiki nasib dengan pergi merantau.
Pada suatu hari, si lancang berangkat ke negeri orang. Diceritakan, si lancang bekerja keras bertahun-tahun lamanya. Segala perjuangannya pun tidak sia-sia, ia berhasil menggapai cita-citanya menjadi orang kaya. Ia menjadi saudagar yang memiliki berpuluh-puluh kapal dagang. Akan tetapi, ia lupa pada ibunya dan segala janji manisnya dahulu.




Pada suatu hari, si lancang singgah di kampar. Berita kedatangan si lancang terdengar oleh ibunya. Ia mengira bahwa si lancang pulang untuk dirinya. Dengan memberanikan diri, ia naik ke geladak kapal mewah si lancang. Si ibu langsung menghampiri si lancang dan ketujuh istrinya. Betapa terkejutnya si lancang ketika menyaksikan bahwa perempuan berpakaian compang camping itu adalah ibunya. Akan tetapi, harapan si lancang hanya tinggal harapan. Rasa malu dan marah pun tak dapat ia tahan. Ibunya segera menghampirinya.

“engkau lancang, anakku! Oh... betapa rindunya hati emak padamu.” Mendengar sapaan itu, si lancang begitu tega menepis pengakuan ibunya sambil berteriak.

“mana mungkin aku mempunyai ibu perempuan miskin seperti kamu. Kelasi! Usir perempuan gila ini!”.

Dengan perasaan hancur, ibunya pergi meninggalkan semua angan-angan tentang anaknya. Luka hati seperti disayat sembilu. Setibanya di rumah, hiang sudah akal sehatnya dan kasih sayangnya karena perlakuan buruk yang diterimanya. Ia mengambil pusaka yang di milikinya berupa lesung penumbuk padi dan sebuah nyiru. Di putarnya lesung itu dan di kibas-kibaskan nyiru itu sambil berkata, “ya tuhanku.... hukumlah si anak durhaka itu.”

Tidak perlu waktu lama, tuhan mengabulkan permintaan ibu tua renta itu. Dalam sekejap, turunlah badai topan. Badai tersebut meluluhlantakan kapal-kapal dagang milik si lancang dan harta benda miliknya. Menurut cerita rakyat setempat, kain sutranya melayang-layang dan jatuh menjadi negeri lipat kain yang terletak di kampar kiri. Gongnya terlempar ke kampar kanandan menjadi sungai ogong. Tembikarnya melayang menjadi pasubilah, sedangkan tiang bendera kapal si lancang terlempar hingga sampai di sebuah danau yang di beri nama danau si lancang. Hingga sekarang, nama-nama tempat itu masih ada dan dapat kita disaksikan.

Cerita legenda ini adalah sebuah cerita pada jaman dahulukala entah itu benar adanya dan hanya Cuma mitos saja sob. Tapi kita hanya cukup tau aja ceritanya dan ambil hikmah dari cerita tersebut. Jadi kita jangan durhaka kepada orang tua terutama kepada ibu karena beliaulah yang telah melahirkan kita.



Terima kasih.

No comments:

Post a Comment