Monday, November 13, 2017

cerita MENTIKO BETUAH dari nanggroe aceh darussalam

Cerita dongeng pada jaman dahulu patut kita ingat dan banyak hikmahnya yang harus kita contoh sob dan kita ambil moral cerita tersebut.

 cerita Mentiko Betuah dari nanggroe aceh darussalam


kumpulan cerita dan di bawah ini cerita Mentiko Betuah suatu kerajaan di jaman dahulu kala.

Pada jaman dahulu di negri simeulue, hiduplah seorang raja. Ia memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Rohib. Namun, mereka terlalu memanjakannya, sehingga Rohib tumbuh menjadi anak yang manja. Setelah remaja, raja mengirimnya untuk belajar di kota. Tetapi sifat manjanya terbawa ketempatnya belajar. Suatu hari, Rohib pulang sebelum masa belajar berakhir. Tentu saja, ayahnya sangat marah.

“hai, Rohib! Mana hasilnya kamu belajar di sana? Sungguh anak tak tau di untung! Pengawal, gantung anak ini sampai mati!” perintah sang raja.

“jangan, kanda! Bagaimana kalau kita suruh ia keluar dari istana saja? Tetapi dengan memberinya uang sebagai modal untuk berdagang,” usul sang permaisuri.

“hmm, baiklah, dinda!” jawab sang raja.

“Bagaimana pendapatmu, anakku?” tanya permaisuri kepada Rohib. “Baiklah! Terima kasih, bunda!” jawab Rohib.

Rohib pun berpamitan kepada orang tuanya. Ia pergi dari suatu kampung ke kampung lainnya. Di perjalanan, ia bertemu anak-anak yang sedang menembak burung dengan ketapel.

“wahai, saudaraku! Kalian jangan menganiaya burung itu!” tegur si Rohib.

“hei, kamu siapa? Berani-beraninya melarang kami,” hardik seorang anak. “jika kalian berhenti menembaki burung itu, aku akan beri kalian uang,” tawar Rohib.

Tawaran Rohib pun di terima anak-anak. Rohib melanjutkan perjalanan dan ia selalu memberi uang kepada orang-orang yang menganiaya binatang. Tanpa di sadari, uang untuk modalnya sudah habis. Karena perjalanan sangat melelahkan, Rohib lantas beristirahat di bawah pohon. Tiba- tiba seekor ular besar mendekatinya. Rohib sangat ketakutan.

“jangan takut, anak muda! Aku adalah raja ular di hutan ini,”kata ular itu.

“kamu sendiri siapa? Kenapa kamu bersedih?”tanya ular itu.

“namaku Rohib,” jawab Rohib. Lalu ia menceritakan semua pengalamannnya.

“kamu adalah anak yang baik. Kamu pantas mendapatkan hadiah dariku,” tambah ular itu sambil mengeluarkan sesuatu dari mulutnya.

“benda apa itu?” tanya si Rohib. “ini namanya MENTIKO BETUAH. Apa pun yang kamu minta, pasti akan di kabulkan,” jelas ular itu, lalu pergi meninggalkan si Rohib.

“wah, benda ini bisa menolongku dari kemurkaan ayah,” gumam Rohib. Rohib pun kembali ke istana. Sebelumnya, ia memohon kepada Mentiko Betuah agar memberinya uang yang banyak.

Singat cerita, Rohib membawa Mentiko Betuah kepada tukang emas untuk di jadikan cincin. Namun, tukang emas itu justru membawa kabur benda tersebut. Rohib pun meminta bantuan kepada sahabatnyah, yaitu tikus, kucing dan anjing. Anjing berhasil menemukan jejak si tukang emas. Ketika si tukang emas tengah tertidur, si kucing memasukan ekornya kedalam lubang hidungnya. Akibatnya tukang emas bersin, sehingga Mentiko Betuah terlempar dari mulutnya. Tikus segera mengambil benda itu. Namun, tikus menipu kedua temannya bahwa Mentiko Betuah terjatuh kedalam sungai. Kedua temannya pun panik dan segera mengambilnya ke dasar sungai, sedangkan si tikus segera mengembalikan Mentiko Betuah ke pada Rohib.

Ketika Si Kucing dan Si Anjing menghadap Rohib, mereka sangat terkejut bahwa Mentiko Betuah itu sudah kembali ke tangan Rohib. Rupanya prilaku licik tikus segera tercium oleh kucing dan anjing. Keduanya marah besar terhadap perbuatan curang tikus. Sejak itulah kucing dan anjing membenci tikus sampai saat ini.

Pesan moral cerita di atas
Manusia adalah mahluk sosial, maka perlu sikap tolong menolong. Manusia juga mahluk individu, apabila terlalu memanjakan anak di waktu kecil akan berakibat buruk ketika anak tumbuh dewasa



Semoga dapat terkesan ceritanya Mentiko Betuah dan dapat di petik pelajaran dari cerita di atas ya sob.

No comments:

Post a Comment